Parcel Indonesia, Sukses Raih Omzet Ratusan Juta Lewat Bisnis Parcel
Rabu, 29 Juni 2016
Peluang usaha yang hanya muncul pada saat-saat tertentu memang terlihat menggiurkan dan menguntungkan. Namun sebenarnya hal itu tidak jauh berbeda dengan usaha lainnya. Seperti bisnis parcel yang kerap kita jumpai saat hari-hari besar keagamaan ataupun nasional. Namun sebenarnya bisnis parcel ini tetap hidup meski pada hari-hari biasa. Adalah Agung Budi Priyambodo yang telah berhasil menjalani usaha parcel dengan omset menggiurkan.
Awalnya Agung seorang pekerja kantor biasa yang bekerja untuk orang lain. Ia bahkan sempat berpindah pekerjaan beberapa kali sebelum akhirnya memulai usaha parcel. "Usaha parcel ini dimulai sejak tahun 2008, namun sebelumnya saya juga pernah membuka usaha di tahun 2006," ungkap Agung.
Mulainya ia hanya menerima permintaan pesanan parcel dari mitra atau rekan kerja sewaktu di kantor. Namun ia melihat peluang bisnis parcel cukup besar pada saat itu. Setelah memutuskan keluar dari pekerjaan kantoran, kemudian barulah ia memulai memutuskan untuk fokus pada usaha miliknya.
Kendala Pada Proses Pengiriman
Parcel sendiri biasanya kerap dijadikan bingkisan sebagai simbol berbagi kebahagiaan seseorang. Walau pun beberapa tahun belakangan isu pemberian parcel dianggap sebagai simbol 'menyuap' bagi beberapa orang, sekaligus pelanggaran di instansi pemerintah, namun hal ini nyatanya tidak membuat pengusaha parcel seperti Agung menjadi gulung tikar. Selain hari-hari besar sebenarnya parcel juga kerap dipesan sebagian orang untuk beberapa peristiwa seperti pernikahan atau kelahiran.
Meski pun peluang usaha parcel sangat menguntungkan dan terbuka lebar, bukan berarti Agung tidak mengalami kesulitan. Bahkan saat awal menjalani usaha ini ia sudah mendapatkan berbagai kendala. "Saat awal kita menjalankan, pernah mendapatkan pengalaman yang sekaligus menjadi kendala, walau pun sebenarnya bukan dari pihak kami, namun rasa kurang puas pelanggan jadi perhatian kami," paparnya. Agung pernah mengalami kejadian yang kurang menyenangkan. Ketika itu ia mengirim pesanan parcel melalui jasa kurir barang saat menjelang jari raya. Tapi alih-alih untuk menghemat, proses pengiriman parcel justru menjadi kendala di luar perkiraan. jasa kurir itu ternyata baru mengantarkan barang kiriman setelah hari raya. Hal ini tentunya membuat sejumlah pelanggan parcel Agung kecewa karena barang yang diterima menjadi kadaluarsa. "Walau pun begitu saya tak menyerah. Buat saya hal itu menjadi pelajaran sekaligus tantangan untuk maju kedepan," ungkap Agung.
Selain itu terkadang juga terkendala dengan proses pengiriman barang yang terkadang sedikit terlambat akibat kendala di jalan, seperti kemacetan. "Biasanya kalau yang pesan mendadak, jika masih ada stok barang kita akan layani. Hanya saja proses pengiriman akan kita jelaskan kondisi jalanan kepada konsumen, agar tidak salah peengertian," papar Agung. Namun sejauh ini konsumen mengerti dengan keadaan tersebut.
Mendapat Pasokan Langsung dari Produsen
Parcel yang sejatinya berupa hadiah ini memang kerap menimbulkan isu yang beragam. Mulai dari pelarangan pemberian di wilayah pemerintahan hingga isu barang parcel makanan yang kadaluarsa. Namun Agung tak pernah merasa khawatir dengan hal-hal itu. "Karena sudah bekerjasama dengan beberapa produsen, konsumen memang juga sudah percaya kepada kualitas yang saya berikan," ungkap Agung.
Namun diakui Agung, saat memulai usaha parcel sempat kesulitan mendapat pasokan barang atau produk yang akan dijadikan parcel. "Kita awalnya masih belanja dan mencari sendiri bahan-bahan parcel namun semakin ke sini justru produsen barang dan makanan yang datang langsung ke saya untuk menawarkan produknya, bahkan ada beberapa merek yang sudah rutin memasok produknya ke saya," papar Agung. hal ini tentunya menjadi poin plus bagi usaha parcel milik Agung guna mendapatkan produk terbaik. Bahkan Agung tak khawatir jika nantinya mendapat pesanan parcel membludak karena sudah bekerja sama dengan para produsen.
Dalam menjalankan usaha parcel, Agung kerap mendapat berbagai pesanan jenis parcel. "Kita juga kerap mendapat pesanan parcel yang berbeda, special request seperti boneka, benda-benda pribadi dan lain-lain terkecuali benda yang beralkohol," papar Agung. Ia juga tak menutup kesempatan kepada konsumen yang membawa barang sendiri kemudian meminta jasa pembuatan parcel. "Kita juga melayani jasa pembuatan atau bungkus parcel, namun tingkat kesulitan dan resikonya pun kita kerap perhitungkan," ucap Agung. Biasanya Agung mulai mendapatkan pesanan parcel menjelang hari raya besar seperti Idul Fitri, Natal, Imlek dan tahun baru. Bahkan ia bisa mendapat pesanan 2000 lebih parcel dalam waktu 2 minggu. "Dalam sehari kita biasanya bisa memproduksi 150 jenis parcel untuk pesanan, namun untuk jenis parcel yang rumit membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari yang biasa," ucap Agung. Namun saat hari-hari biasa, Agung kerap mendapat order parcel buah, bunga, dan peralatan bayi.
Dalam menjalankan usahanya Agung menggunakan media online sebagai media pemasaran. Bahkan ia memiliki asisten yang khusus mengelola akun media sosial dan online untuk mendapatkan pesanan. "Kebetulan saya memiliki keahlian dalam membuat website, jadi kebanyakan pesanan yang saya dapat melalui media online," papar Agung. Selain lebih efektif dan efisien media ini memamng lebih banyak dipilih konsumen untuk memesan. Sejauh ini pemasaran Parcel Indonesia milik Agung sudah mencapai Jabodetabek, Bahkan kota besar seperti Solo, Semarang, Lampung Bali dan kota-kota lainnya. Namun untuk wilayah luar kota ia bekerjasama dengan rekan yang ada di kota tersebut. "Biasanya untuk luar kota kita kirim gambar atau foto kepada konsumen, kalau sudah deal dan tertarik baru kita proses," papar Agung. Selain itu ia juga kerap menerima pesanan dari sekolah atau kampus dan kantor-kantor swasta. Untuk pengiriman, Agung kini menggunakan jasa antar miliknya sendiri. Saat ini ia dibantu oleh 10 sampai 15 orang karyawan pembuat parcel, 30 kurir motor, dan 7 kurir mobil. Uniknya Agung hanya mengambil tenaga dari warga sekitar tempat tinggal, untuk sedikit mengurangi pengangguran.
Selama menjalankan usaha ini, berbagai pengalaman unik pernah dialaminya. "Ada hal unik yang kerap kita jumpai. Misalnya para tenaga kerja Indonesia atau TKI yang berada di luar negeri, kerap memesan parcel untuk keluarganya atau koleganya yang ada di Indonesia, karena belum sempat berjumpa langsung," papar Agung. Selain itu ia juga terkadang mendapat pesanan ke Hongkong, Singapura, Amerika dan Australia.
Kedepan Agung sendiri ingin memulai usaha lainnya selain parcel Indonesia. "Saya ingin mengembangkan bisnis ke bidang batik. Walaupun masih dalam tahap pembelajaran selain terus mengembangkan oarcel'" papar Agung. Ia juga berpesan jika ingin menjalankan usaha harus memiliki bekal dan pendirian yang tekun. "Selain harus memiliki kepercayaan diri dan kemampuan, kita juga harus tetap ingat dengan Tuhan, dan berdoa," tutup Agung
Sumber: elshinta, parcelindonesia.com
Demikian tulisan tentang Parcel Indonesia, Sukses Raih Omzet Ratusan Juta Lewat Bisnis Parcel, semoga bermanfaat.