Tari Aplang, Tradisi Khas Banjarnegara yang Nyaris Punah
Jumat, 22 Juli 2016
BANJARNEGARA – Tari Aplang merupakan tarian tradisional khas Banjarnegara. Tari Aplang berasal dari tradisi penyebaran agama islam di
Jawa Tengah, dimana pada saat itu sedang mencapai masa puncak. Dulu,
Tari Aplang sangat terkenal di kalangan masyarakat Banjarnegara. Namun
berbeda dengan masa sekarang, Tari Aplang tidak seterkenal seperti Tari
Geol Banjarnegara. Tari ini berkembang seiring penyebaran agama Islam pada zaman dulu. Dahulu tari ini sangat terkenal di Banjarnegara. Namun kini tarian tersebut mulai dilupakan.
Sebelumnya, tari ini pernah dipentaskan oleh 1.500 siswa SD pada acara hari jadi Kabupaten Banjarnegara tahun 2013 lalu dengan nama Tari Geol. Namun kini gaungnya mulai meredup.
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan Tari Aplang memiliki ciri khas yang bernafaskan Islam. Diantaranya diiringi rebana, bedug dan beberapa cerita serta syair puji-pujian yang menggunakan bahasa Arab dan Jawa. “Ciri khas lainnya, gerakannya tidak baku. Sehingga bisa terus dikembangkan dan dimodifikasi agar semakin indah,” jelasnya.
Dijelaskannya, tarian ini biasanya dipentaskan oleh sedikitnya lima orang penari putra atau putri. Sedangkan usia penari, biasanya dibatasi sampai 25 tahun. Mengingat tarian ini mengharuskan penari enerjik dan bersemangat ketika pentas.
Tari Aplang merupakan suatu kesenian yang awalnya digunakan sebagai media penyebaran agama islam. Oleh karena itu, Tari Aplang mempunyai cirri khas yang tidak terlepas dari unsur islami, diantarnya iringan rebana, bedug dan beberapa cerita serta syair puji-pujian yang dilakukan menggunakan bahasa Arab dan Jawa.
Selain itu, Tari Aplang juga
mempunyai cirri khas gerakan yang tidak baku (tidak ada nama-nama
spesifiknya)sehingga dapat terus dilakukan pengembangan dan modifikikasi
agr tarian semakin indah. Gerakan Tari Aplang juga meru[akan gerakan
bebas (bukan klasok), melainkan bersifat kerakyatan
Tari Aplang biasanya dipentaskan oleh sedikitnya lima orang penari putra atau putri sampai jumlah yang tidak ditentukan. Usia penari maksimal adalah 25 tahun. Hal ini dimaksudkan agar penari lebih enerjik dan semangat dalam membawakan tarian. Gerakan khas dari Tari Aplang adalah gerakan silat yang dibubuhi dengan gerakan gerakan lain agar terliahat lebih indah dan luwes.
Tari Aplang biasanya dipentaskan oleh sedikitnya lima orang penari putra atau putri sampai jumlah yang tidak ditentukan. Usia penari maksimal adalah 25 tahun. Hal ini dimaksudkan agar penari lebih enerjik dan semangat dalam membawakan tarian. Gerakan khas dari Tari Aplang adalah gerakan silat yang dibubuhi dengan gerakan gerakan lain agar terliahat lebih indah dan luwes.
“Tari ini juga memiliki kekhasan yaitu gerakannya mirip dengan gerakan dalam jurus silat. Namun dibubuhi beberapa gerakan agar terlihat lebih luwes dan menarik,” paparnya. Bupati Banjarnegara, Sutedjo Slamet Utomo mengatakan Banjarnegara memiliki kesenian, tradisi dan kebudayaan yang belum dikenal luas. Salah satunya Tari Aplang. Sehingga perlu adanya upaya untuk nguri-uri budaya lokal.
Sumber: Radarbanyumas
Demikian tulisan tentang Tari Aplang, Tradisi Khas Banjarnegara yang Nyaris Punah. Semoga bermanfaat.