3 Penyebab Tribunnews Bisa Sikut Detik
Jumat, 13 Januari 2017
Sumber gambar: 2348.cupe.ca |
3 Penyebab Tribunnews Bisa Sikut Detik - Keberhasilan Tribunnews.com menyalip detik di rangking Alexa cukup mengejutkan publik. Hal ini bukan saja melucuti pamor detik sebagai portal online nomor satu di Tanah Air yang konon kabarnya tidak bisa disenggol. Tapi juga menunjukkan bahwa startegi yang diterapkan Tribun terbilang mumpuni. TRIBUN sendiri menjadi portal berita nomor 1 di Indonesia terhitung sejak 1 September. Berikut hal-hal yang mendorong keberhasian Tribunews versi tikpat.
1. Membangun Basis Di Daerah
Berbeda dengan detik yang fokus menggarap segmen online, dan lebih mengutamakan rubrik nasional. Tribun lebih memilih tampil dalam bentuk harian di sejumlah daerah. Setidaknya Tribun network mewadahi kurang lebih 29 surat kabar yang tersebar di 24 kota (Wikipedia). Cara seperti ini bukan hanya mempopulerkan brand Tribun, namun juga membentuk pembaca yang loyal di setiap daerah.
Berbeda dengan detik yang fokus menggarap segmen online, dan lebih mengutamakan rubrik nasional. Tribun lebih memilih tampil dalam bentuk harian di sejumlah daerah. Setidaknya Tribun network mewadahi kurang lebih 29 surat kabar yang tersebar di 24 kota (Wikipedia). Cara seperti ini bukan hanya mempopulerkan brand Tribun, namun juga membentuk pembaca yang loyal di setiap daerah.
2. Mengepung dengan Koran dan Online
Kehadiran
koran Tribun di sejumlah daerah pada giliranya dapat membantu upaya
transformasi Tribun ke ranah digital. Strategi mengepung pembaca dengan
tampilan koran dan online tentu saja membuat Tribun lebih dekat dengan
pembaca. Dengan basis pembaca yang loyal di daerah, memungkinkan Tribun
mendapat "kue" lebih banyak, sekalipun menurut survey Nielsen pada tahun
2014, surat kabar hanya mampu menarik perhatian masyarakat sebanyak
12%. Dilain pihak, detik yang fokus ke ranah online mesti dihadapkan
dengan kenyataan, bahwa netizen Indonesia yang berjumlah 88,1 juta,
sebagian besar lebih tetarik menjelajah media sosial (79 juta netizen
versi We Are Social). Artinya, detik perlu jemput bola ke media sosial,
hal yang tentunya juga dilakukan portal berita yang lain, termasuk
Tribunews. Tentu saja ini bukan pekara gampang, mengingat survey Nielsen
tahun 2014 mendapati kosumsi media via internet hanya 33%. Patut
dicatat, media di internet juga termasuk blog yang jumlahnya bahkan
lebih banyak ketimbang portal berita.
3. Menciptakan Nilai Tambah yang Berbeda
Sebagai
portal berita, Tribunews memilih cara yang berbeda dari detik, dalam
menciptakan nilai bagi pembaca. Bila detik menyodorkan nilai tambah
dengan membuka ruang citizen journalistik (blogdetik), Tribunnews
justru memanjakan pembaca dengan lapak jualbeli. Detik sendiri
sesungguhnya juga memiliki layanan jual-beli dalam bentuk iklan baris,
namun tidak sedinamis dan selengkap layanan jualbeli milik Tribun.
Lagi-lagi Tribun diuntungkan oleh basis pembacanya yang terbentuk
disejumlah daerah, dimana layanan jual beli Tribun lebih hidup dan
menyebar. Keberadaan layanan jual-beli ini diakui atau tidak menjadikan
nilai tambah yang terbilang unik bagi pembaca Tribun. Pasalnya bagi
pembaca yang jeli ini bisa menjadi ruang untuk mendapatkan profit.
Sebaliknya bagi Tribunews layanan jual beli dapat diandalkan ditengah
minat baca masyarakat yang terbilang rendah, tidak sampai 1%.
Sumber: http://www.tikpat.com/artikel/162/3-Penyebab-Tribunnews-Bisa-Sikut-Detik/
Sumber: http://www.tikpat.com/artikel/162/3-Penyebab-Tribunnews-Bisa-Sikut-Detik/