WIDARAN Khas Desa Kesongo Kabupaten Semarang
Jumat, 16 Juni 2017
WIDARAN khas kesongo.
Salamah, orang yang pertama kali membuat kue WIDARAN di Desa Kesongo, dia mendapatkan resep itu dari neneknya yang bernama Mbah Jobet di tahun 1986.
"Memang sudah lama sekali saya produksi widaran ini. Awalnya saya sebatas penjual cetot (makanan jawa dulu). Hingga aku di beri resep makanan yang enak. Saya dulu berfikir makanan ini bisa menjadi ciri khas Kecamatan Tuntang" kata Salamah
Sampai saat ini ibu salamah berproduksi bersama rekan kerjanya sejumlah 5 orang. Setiap hari ibu salamah mampu memproduksi 2 kwintal. walaupun umurnya yang sudah mulai tidak muda lagi ibu ini tetap semangat dalam bekerja produksi WIDARAN ini.
"Walau bagai manapun saya tetap menjaga produk ini. Karena makanan ini merupakan warisan dari mbah saya. Dan saya yakin widaran akan tetap digemari oleh pelanggan meski 100 tahun yang akan datang"
Menurut Karim, menantu ibu Salamah. Produksi ibu Salamah sampai saat ini paling eksis di pasar. Bukan hanya saat lebaran saja, Salamah tetap memproduksi meski hari libur sekalipun.
"Pelanggan ibu emang tidak pernah mau berganti. meskipun habis dia masih setia menunggu ibu untuk mengirim lagi. karena lidah itu selalu tau mana yang enak" ujar karim menantu ke 3 nya.
Rumah produksinya berada di dusun Ngentaksari Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Demikian artikel tentang Widaran Khas Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
kue widaran merupakan kue kering tradisional yang enak dan gurih. |
karim menantu ke 3 ibu Salamah |
Sampai saat ini ibu salamah berproduksi bersama rekan kerjanya sejumlah 5 orang. Setiap hari ibu salamah mampu memproduksi 2 kwintal. walaupun umurnya yang sudah mulai tidak muda lagi ibu ini tetap semangat dalam bekerja produksi WIDARAN ini.
"Walau bagai manapun saya tetap menjaga produk ini. Karena makanan ini merupakan warisan dari mbah saya. Dan saya yakin widaran akan tetap digemari oleh pelanggan meski 100 tahun yang akan datang"
Menurut Karim, menantu ibu Salamah. Produksi ibu Salamah sampai saat ini paling eksis di pasar. Bukan hanya saat lebaran saja, Salamah tetap memproduksi meski hari libur sekalipun.
"Pelanggan ibu emang tidak pernah mau berganti. meskipun habis dia masih setia menunggu ibu untuk mengirim lagi. karena lidah itu selalu tau mana yang enak" ujar karim menantu ke 3 nya.
Rumah produksinya berada di dusun Ngentaksari Desa Kesongo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.