Faisal Basri Sebut PLN Bisa Kolaps di September Jika Pemerintah Tak Bayar Utang
Minggu, 26 Juli 2020
Pemerintah memiliki utang Rp 45,42 triliun kepada PLN. Utang itu berasal dari kompensasi tarif selama 2 tahun karena tidak ada kenaikan listrik.
Pengamat ekonomi, Faisal Basri. Foto: Resya Firmasnyah/kumparan |
Ekonomi Senior, Faisal Basri menjelaskan, saat ini PLN berada di ujung tanduk. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini saat bertemu dengan Faisal Basri pada Jumat (25/7).
“Saya kemarin baru kayak mau nangis sama Dirut PLN, dia bilang sampai sekarang tunggakan pemerintah nol belum dibayar. Akibatnya kalau September belum dibayar, kolaps PLN,” ujarnya saat Webinar yang diadakan oleh Universitas Brawijaya secara virtual, Sabtu (25/7).
Adapun kolaps disebutkannya bisa terjadi karena PLN memiliki utang yang besar, mencapai Rp 500 triliun. Utang tersebut berasal dari kebiasaan perusahaan mencari pinjaman Rp 100 triliun selama lima tahun.
Ilustrasi Tambah Daya Listrik PLN. Foto: Dok. PLN |
Selain PLN, Faisal menyebut perusahaan BUMN lain, saat ini juga tengah mendapat tekanan utang. Misalnya seperti Garuda Indonesia memiliki utang USD 500 juta, dan Perumnas mempunyai utang Rp 650 miliar. Sementara untuk Hutama Karya dan Wijaya Karya juga memiliki utang, namun tidak dijelaskan lebih rinci.
“Satu demi satu mereka minta restu ke DPR kalau teman temen ingin bahan-bahan rapat kerja BUMN itu saya ada,” imbuhnya.
Dengan demikian, Faisal menyarankan supaya BUMN fokus menyelesaikan persoalan internal. Setelah itu baru fokus memulihkan ekonomi nasional.
“BUMN bermasalah sekarang urusin aja BUMN supaya sehat,” jelasnya.