Sepak Terjang 3 Trader Legendaris Dunia
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan jika ingin berhasil dalam suatu bidang, seperti trading adalah dengan belajar dari orang - orang yang telah berhasil di dalam trading.
Foto: Istimewa |
Karena dengan demikian Anda dapat mempelajari metode yang mereka gunakan dan mengikuti pola pikir atau mindset mereka.
Lalu siapa saja orang - orang yang berhasil di dalam trading? Apa yang bisa kita pelajari dari mereka?
Berikut ini adalah 3 Profil Trader Legendaris Dunia:
1. David Ryan
Foto: Rachman Haryanto |
Hal yang menjadi perhatian adalah David Ryan adalah anak didik salah seorang investor dan trader legendaris yaitu William J. O'Neil.
Lalu apa rahasia dan prestasi yang pernah diraih oleh seorang David Ryan?
David Ryan pernah memenangkan kompetisi U.S. Investing Championship sebanyak tiga kali, selain itu Ryan juga pernah memenangkan beberapa kompetisi trading lainnya.
Salah satu nasihat yang pernah diucapkan oleh David Ryan yang mirip dengan konsep trend following adalah:
"My percentage of winners is only about 50/50, because I cut my losers very quickly. The maximum loss I allow is 7%, and usually I am out of a losing stock a lot quicker. I make my money on the few stocks a year that double and triple in price. The profits in those trades easily makes up for all the small losers."
2. Nicolas Darvas
Foto: dok. Ellen May |
Darvas menjadi anggota salah satu tim dance termahal dalam bisnis pertunjukkan. Namun siapa sangka dibalik paras yang maskulin Darvas adalah seorang penari yang professional dan yang menarik perhatian banyak trader dan menjadi prestasi Darvas adalah berhasil mengubah uang US$ 36.000 menjadi lebih dari US$ 2.25 juta dalam waktu 3 tahun.
Bagaimana caranya Darvas bisa berhasil mengubah US$ 36.000 menjadi lebih dari US$ 2.25 Juta dalam waktu 3 tahun? Apa yang menjadi rahasia Darvas?
Darvas memiliki sebuah metode yang unik, setelah melakukan riset dan membaca ratusan buku mengenai pasar saham.
Darvas mengawali karir dalam dunia trading di pasar saham dengan menyeleksi saham dari majalah Barron.
Pada waktu itu, cara pembelian saham adalah menggunakan telegram untuk mengirim order beli dan jual saham ke pialang di New York sewaktu ia melakukan tur keliling dunia bersama tim tarinya.
Darvas memiliki strategi trading membeli saham ketika harga saham naik dengan volume yang kuat dan memiliki kondisi fundamental yang baik. Metode pemilihan saham ini kemudian dikenal dengan "Box Theory" atau sebuah 'kotak imajiner' yang menjadi suatu batasan harga saham bergerak.
Ketika harga saham berhasil melewati 'kotak imajiner' ini dengan volume yang besar, maka ini akan menjadikan tanda di mana harga saham akan bergerak naik dengan begitu cepatnya. Level stoploss/level melakukan proteksi pun tetap dilakukan dan diatur setelah 'kotak-kotak' tersebut membentuk formasi yang naik supaya keuntungannya tetap terjaga.
Secara tidak langsung kotak-kotak yang ditembus ini akan membentuk pergerakan harga yang bergerak di trend bullish.
3. Jesse Livermore
Foto: dok. Ellen May |
Jesse Livermore, legenda pasar saham yang dikenal dengan sebagai "Speculator King" / Raja Spekulan dan "Great Bear of Wall Street" berhasil membuat perhitungan yang matang sebelum
menentukan timing beli saham dan money management serta penguasaan psikologi trading yang baik.
Namun demikian Jesse Livermore berasal dari keluarga yang tidak terlalu harmonis. Jesse mulai trading pada usia 14 tahun, setelah lari dari rumahnya dengan restu dari ibunya.
Alasan Jesse lari adalah ia tidak mau menjadi petani seperti yang dipaksakan oleh ayahnya. Jesse lebih memilih menjadi operator merangkap kurir pada broker saham Paine Webber di Boston. 1 tahun kemudian, Jesse berhasil meraup keuntungan bersih sebesar US$ 1000 atau setara US$ 23000 sekarang.
Setelah itu, Jesse memfokuskan diri untuk menjadi seorang trader dan pergi ke New York dan dari tempat inilah ia menemukan strategi trading yang efektif di pasar saham seperti yang ditulis dari bukunya yang sangat terkenal, "How to trade in Stocks" Kunci sukses untuk menjadi seorang trader professional adalah menggunakan metode trading yang terukur dan bukan asal menebak/berjudi di dalam pasar saham.
Tidak hanya pernah mendapatkan keuntungan yang besar, namun Jesse juga tidak jarang mengalami kerugian besar juga akibat dari ketidak-patuhannya terhadap perencanaan trading di awal.
Umumnya kerugian trader pemula itu karena kurangnya ilmu pengetahuan trader terhadap pasar saham, aturan trading yang tidak jelas/belum terbukti, dan pelanggaran terhadap aturan yang sudah disepakati.
Salah satu quote Jesse Livermore yang terkenal adalah:
"Money is made by sitting, not trading"
Maksudnya adalah jika Anda ingin make money di pasar saham, maka tidak perlu sering-sering trading namun Anda tetap bisa mendapatkan keuntungan yang besar dari pasra saham.
Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan menggunakan strategi trend following. Jika kita perhatikan dari cara ke-3 trader legendaris ini trading, ada beberapa kemiripan dengan strategi trend following. Kemiripan dari metode, money management dan mindset.
Sumber: https://finance.detik.com/portofolio/d-4227809/sepak-terjang-3-trader-legendaris-dunia/
INFO : Jika ada yang ingin Donasi / Support Koran Malam, bisa via Sociabuz Minimal 10.000 (Bisa pakai Gopay, Ovo, Dana, LinkAja) . Terimakasih